Rabu, 10 Oktober 2012

Anafilaksis

Diposting oleh Unknown di 18.21 0 komentar
Kasus 3

Ny. L mengeluh tiba-tiba terbangun dimalam hari gatal-gatal seperti digigit semut seluruh tubuh sudah menggunakan minyak tawon tak tertolong. Hasil pemeriksaan fisik : tampak bengkak kelopak mata, telinga, dan seluruh bagian tubuh, merah, TD normal, P normal, S normal, N normal, bunyi paru vesikuler, bunyi jantung normal.

Lingkup diskusi :

  1. kemungkinan diagnosa medis pada kasus diatas adalah
  2. ada berapa jenis tipe reaksi hipersensitivitas? termasuk reaksi apakah kasus diatas?
  3. pengkajian apa yang harus dilengkapi untuk menentukan masalah utama pasien?
  4. pemeriksaan lanjutan apa yang harus dilakukakn pada pasien tersebut?
  5. komplikasi apa yang mungkin terjadi jika hal ini tak segera diatasi?
  6. sebutkan penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis yang sebaiknya diberikan dalam kasus diatas?
  7. buatlah diagnosa keperawatan untuk kasus diatas.
  8. tindakan-tindakan keperawatan apa yang seharusnya dilakukan.
Diagnosa medis pada kasus diatas adalah hipersensitivitas anafilaktik (tipe I)

PENDAHULUAN

  1. Sistem imun
    Pada dasarnya tubuh kita memiliki imunitas alamiah yang bersifat non-spesifik dan imunitas spesifik. Sistem imun non spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme  karena sistem imun spesifik memerlukan waktu sebelum dapat memberikan responnya. Sisstem imun tersebut disebut non spesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu. Komponen-komponen sistem imun non spesifik terdiri atas :

  1. Pertahanan fisis dan mekanis
    Kulit, selaput lendir, silia saluran pernafasan, batuk, dan bersin dapat mencegah berbagai kuman patogen masuk ke dalam tubuh. Kulit yang rusak misalnya karena luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh karena asap rokok akan meingkatkan risiko infeksi.
  2. Pertahanan biokimia
    Bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebasea kulit, kelenjar telinga, spermin dalam semen merupakan bahan yang berperan dalam pertahanan tubuh. Asam hidroklorik dalam cairan lambung, lisosim dalam keringat, ludah, airmata dan air susu dapat melindungi tubuh terhadap kuman gram positif dengan jalan menghancurkan dinding kuman tersebut. Air susu ibu mengandung pula laktoferin dan asam neurominik yang mempunyai sifat antibakterial terhadap e.coli dan stafilokokus.
    Lisozim yang dilepas makrofag dapat menghancurkan kuman gram negatif dengan bantuan komplemen. Laktoferin dan transferin dalam serum dapat mengikat zat besi yang dibutuhkan untuk kehidupan kuman pseudomonas.
  3. Pertahanan humoral
    - Komplemen
    Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruksi bakteri dan parasit dengan jalan opsonisasi.
    - Interferon
    Interferon merupakan suatu glikoprotein yang dihasilkan berbagai sel manusia yang menghasilkan nukleus dan dilepas sebagai respon terhadap infeksi virus. Interferon mempunyai sifat antivirus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar sel yang telah terserang virus tersebut. Di samping itu, interferon dapat pula mengaktifkan natural killer cell/sel NK untuk membunuh virus dan sel neoplasma.
    - C-reactive protein (CRP)
    CRP dibentuk tubuh pada keadaan infeksi. Perannya adalah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen.
  4. Pertahanan seluler
    Fagosit/ makrofag dan sel NK berperan dalam sistem imun non spesifik seluler.
    - Fagosit
    Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis, sel utama yang berperan pada pertahanan non spesifik adalah sel mononuklear (monosit dan makrofag) serta sel polimorfonuklear seperti neutrofil. Kedua golongan sel tersebut berasal dari sel hemopoietik yang sama.
    Fagosit dini yang efektif pada invasi kuman akan dapat mencegah timbulnya penyakit. Proses fagositosis terjadi dalam berbagai tingkat sebagai berikut : kemotaksis, menangkap, membunuh, dan mencerna.
    - Natural killer cell (sel NK)
    Sel NK adalah sel limfosit tanpa ciri-ciri sel limfoid sistem imun spesifik yang ditemukan dalam sirkulasi. Oleh karena itu disebut juga sel non B non T atau sel populasi ketiga atau null cell. Sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel neoplasma interferon mempercepat pematangan dan meningkatkan efek sistolik sel NK.
    Berbeda dengan sistem imun non spesifik, sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama timbul dalam tubuh yang segera dikenali oleh sistem imun spesifik, akan mensensitasi sel-sel imun tersebut. Bila sel sistem tersebut terpajan ulang dengan benda asing yang sama, yang akhir akan dikenal lebih cepat dan dihancurkannya. Oleh karena itu sistem imun itu disebut spesifik. Sistem imun spesifik dapat bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh tetapi pada umumnya terjalin kerja sama yang baik antara antibodi, komplemen, fagosit dan antara sel T makrofag. Oleh karena komplemen ikut diaktifkan, respon imun yang terjadi sering disertai dengan reaksi inflamasi.
  • Sistem imun spesifik humoral
    Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B. Sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten. Bila sel B dirangsang benda asing, sel tersebut akan berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi. Antibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. Fungsi utama antibodi adalah mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus, dan netralisasi toksin.
  • Sistem imun spesifik selular
    Yang berperan dalam sistem imun spesifik selular adalah limfosit T atau sel T. Sel tersebut juga berasal dari sel yang sama seperti sel B tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar timus. Berbeda dengan sel B, sel T terdiri atas beberapa subset sel yang mempunyai fungsi yang berlainan. Fungsi sel T umumnya ialah :
    - Membantu sel B dalam memproduksi antibodi
    - Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus
    - Mengaktifkan makrofag dalam fagositosis
    - Mengontrol ambang dan kualitas sistem imun
    Sel T terdiri atas beberapa subset sel sebagai berikut : 
  1. Sel Th (T helper)
  2. Sel T helper dibagi menjadi Th1 dan Th2. Th2 menolong sel B dalam memproduksi antibodi. Untuk memproduksi antibodi, kebanyakan antigen ( t dependent antigen) harus dikenal terlebih dahulu baik oleh sel T maupun oleh sel B. Sel Th (Th1) berpengaruh atas sel Tc dalam mengenal sel yang terkena infeksi virus, jaringan cangkok alogenik dan sel kanker. Istilah sel T inducer dipakai untuk menunjukkan aktivitas sel Th yang mengaktifkan subset sel T lainnya. Sel Th juga melepas limfokin; limfokin asal Th1 mengaktifkan makrofag, sedangkan limfokin asal sel Th2 mengaktifkan sel B / sel plasma yang membentuk antibodi.
  3. Sel Ts (T supresor) Sel Ts menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B. Menurut fungsinya, sel Ts dibagi menjadi sel Ts spesifik untuk antigen tertentu dan sel Ts non spesifik. 
  4. Sel Tdh atau Td (delayed hypersensivity)
  5. Sel Tdh adalah sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan sel inflamasi lainnya ke tempat terjadinya reaksi lambat. Dalam fungsinya memerlukan rangsangan dari sel Th1.
READ MORE - Anafilaksis
 

看護婦 smile Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting